Artikel ini dapat digunakan, disalin, dan disebarluaskan. Cukup cantumkan sumber asli. Jika isinya mengandung kebenaran, semoga memberi kebaikan bagi kita yang memanfaatkannya. Jika ada yang salah, mohon kiranya penulis dimaafkan. Dan sangat baik, jika kesalahan tersebut dapat diberitahukan kepada penulis.
Yanmarshus, 30 Mei 2008, yan[at]daunsalam[dot]net

Membuat Lubang Resapan Biopori

Pada sebuah pagi yang masih terasa dingin, satu persatu bor sederhana itu menghasilkan lubang sampai kedalaman 1 meter. Bukan untuk mencari harta karun, karena desakan ekonomi yang makin tak terkendali. Bukan juga semacam seremoni agar BBM turun kembali. Ini hanya sebuah usaha kecil, agar lingkungan bisa menjadi lebih ramah. Saya sedang membuat lubang resapan biopori (LRB).

Walaupun pembuatan LRB adalah perkara mudah, saya ingin berbagi kisah dan menampilkan beberapa foto yang bisa menunjukkan secara nyata bagaimana membuat LRB.


Inilah peralatan yang digunakan. Alat utama adalah bor yang merupakan hasil rekayasa peneliti di IPB. Bor ini fungsinya untuk membuat lobang pada tanah. Tentu saja tak wajib menggunakan alat ini. Boleh saja pakai alat lain, yang tujuannya tentu saja bisa menghasilkan lubang dengan kedalaman sekitar 1 meter, dan diameter sekitar 20-30 cm. Air diperlukan untuk menjadikan tanah yang akan dibor lebih lunak, sehingga proses membuat lubang lebih mudah. Pohon singkong itu bukan untuk ditanam. Saya menggunakannya untuk mendorong sampah yang akan dimasukkan ke dalam LRB. Karena diameter lubang yang kecil, maka sampah tidak bisa dijatuhkan begitu saja ke dalam lubang. Perlu didorong agar sampai ke bawah. Kecuali ukuran sampah cukup kecil. Satu buah kayu kecil yang ada dekat ember digunakan untuk membersihkan mata bor yang penuh dengan tanah setiap kali melakukan pengeboran.

Langkah pertama tentu saja memulai melakukan pengeboran. Pilih lokasi tanah untuk membuat lubang. Siram dengan sedikit air, lalu mulai dibor. Setelah bor masuk sampai sekitar 10-20 cm, angkat bor keluar dan bersihkan tanah yang dibawa oleh mata bor. Lakukan pengeboran sampai kedalaman sekitar 1 meter. Jika tanah terasa keras, tambahkan lagi air secukupnya (Hehe, seperti memasak saja :-)

Setelah lubang selesai, isi dengan sampah organik. Saya selalu memenuhi setiap lubang yang selesai dibuat dengan sampah. Mengapa? Karena takut ada anak yang kejeblos kakinya ke dalam lubang tersebut. Di sekitar rumah saya banyak anak-anak kecil yang suka bermain. Dengan diameter lubang sekitar 20 cm, masih mungkin kaki anak kecil terperosok ke dalam lubang tersebut.

Demikian sekelumit kisah di masa susah ini. Apa, bagaimana, mengapa, dan sebagainya yang berkaitan dengan biopori ini tidak saya tulis disini. Takut kena tuntut oleh pihak yang "memiliki" penemuan ini. Sebab di situs www.biopori.com ditulis "Tidak diperkenankan mereproduksi seluruh maupun sebagian isi situs ini dalam bentuk maupun media apapun tanpa ijin tertulis dari Tim Biopori IPB". Jadi silahkan kunjungi situs tersebut untuk mengetahui lebih lanjut perihal biopori.