Artikel ini dapat digunakan, disalin, dan disebarluaskan. Cukup cantumkan sumber asli. Jika isinya mengandung kebenaran, semoga memberi kebaikan bagi kita yang memanfaatkannya. Jika ada yang salah, mohon kiranya penulis dimaafkan. Dan sangat baik, jika kesalahan tersebut dapat diberitahukan kepada penulis.
Yanmarshus, 14 April 2004, yan[at]daunsalam[dot]net

Sistem TI KPU di Mata Orang Awam

Perjuangan bapak/ibu/saudara/saudari/teman yang menjadi operator untuk melakukan entri data hasil pemilu memang sangat luar biasa. Dan itu sangat pantas untuk dihargai. Kerja keras rekan-rekan yang di pusat data dengan berbagai masalahnya juga sangat perlu untuk diapresiasi dengan baik. Detailnya seperti yang disampaikan kang Onno di berita yang dimuat di situs Infolinux.

Sementara suara-suara yang bernada negatif mengenai penggunaan TI dalam pemilu kali ini seharusnya kita letakkan dalam kerangka yang bagaimana? Apakah mereka adalah orang yang tidak mengerti dan hanya sekedar menghujat? Atau ada kepentingan lain yang mungkin bersifat politis? Atau mungkin juga ada kebenaran yang mereka sampaikan? Ketika kita berada dalam ketidakjelasan seperti ini memang sangat sulit menemukan hal yang "sesungguhnya".

Bagaimanapun, adalah seharusnya kita mencoba untuk menemukan kebenaran dan kesalahan yang memang terjadi dalam hal ini. Dengan mendapatkan kejelasan dari semua hal yang berkaitan dengan penerapan TI dalam pemilu kali ini, berbagai pihak tentu akan dapat memahami dimana kebenaran yang harus dihargai, dan dimana kesalahan yang harus diperbaiki. Kalau hanya sampai pada tahap protes, dan tidak berusaha menguraikan duduk perkaranya, tentu akan berkelanjutan pemahaman yang tidak benar dalam masyarakat.

"Saya" sebagai penulis yang berada dalam posisi tidak mengetahui dengan jelas bagaimana sistem ini tentu akan melihat dari sisi yang memang tampak luar. Misalnya pemberitaan tentang lambatnya proses data, banyaknya tempat yang tidak dapat mengakses jaringan, terjadinya kesalahan dalam penghitungan data di pusat data KPU, dan sejumlah hal lainnya yang bersifat tidak beres. Sementara bagaimana kerasnya perjuangan para operator, repotnya tenaga TI di pusat data, vendor yang "kurang bertanggungjawab", nyaris tak pernah ada dalam pemberitaan. Akhirnya jadilah KPU sebagai kambing hitam untuk kejadian ini.

Ada beberapa hal yang memang perlu dilihat lagi dari berbagai sisi, yang menyangkut penggunaan TI dalam pengumpulan hasil penghitungan suara.

Sampai di sini saya sudah makin bingung sendiri dengan banyaknya hal yang bisa menjadi pertanyaan. Ternyata sistem ini secara keseluruhan tidaklah sederhana. Sangat banyak faktor yang terkait di dalamnya, bukan hanya teknis, tetapi juga yang berkaitan dengan hal-hal politis, sehingga sangat pantas menimbulkan banyak perdebatan.

Di akhir tulisan ini jalan terbaik (mungkin) yang bisa diambil adalah :

Dan kita seharusnya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang dengan sukarela telah berusaha membantu kelancaran penggunaan TI dalam pemilu ini. Dengan tidak mengabaikan kritikan dari berbagai pihak, apabila memang telah terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan serta penerapan dalam sistem TI ini, itu harus diterima dengan terbuka, dan tentu saja harus ada penyelesaiannya.