Artikel ini dapat digunakan, disalin, dan disebarluaskan. Cukup cantumkan sumber asli. Jika isinya mengandung kebenaran, semoga memberi kebaikan bagi kita yang memanfaatkannya. Jika ada yang salah, mohon kiranya penulis dimaafkan. Dan sangat baik, jika kesalahan tersebut dapat diberitahukan kepada penulis.
Yanmarshus, 6 Mei 2006, yan[at]daunsalam[dot]net

Tentang Diskusi di Mailing List

Mailing list yang juga sering disebut dengan milis, merupakan salah satu fasilitas di internet yang saya sukai, dan sangat bermanfaat dalam menambah pengetahuan. Sekian tahun ikut berdiskusi dalam beberapa mailing list, ada berbagai pengalaman yang ingin saya ceritakan kembali. Di sini tak ada data-data statistik, jadi kalau ada sebuah pernyataan yang menyangkut angka, itu hanyalah sebuah perkiraan subyektif saja.

Hal yang dominan untuk diungkapkan kembali umumnya menyangkut isi diskusi yang dikirim oleh anggota mailing list bersangkutan, dan cara anggota mailing list menyampaikan gagasannya. Ada berbagai tipe isi tanggapan yang muncul setiap harinya. Ada yang memang berguna, ada yang biasa saja, ada yang menjengkelkan, dan bahkan ada juga yang bisa memancing amarah. Fasilitas ini mampu membangun sebuah suasana yang unik, meskipun tak pernah bertemu muka dengan anggota yang terlibat.

Memang idealnya setiap anggota mailing list memahami dulu aturan yang ada pada kelompok tersebut. Kemudian sebagai acuan umum, selayaknya juga sudah memahami tentang netiket (netiquette), yang ada pada dokumen RFC 1855. Hanya saja, tetap ada yang bertindak, dalam hal ini mengirimkan tulisan yang tak sesuai dengan batasan yang ada.

Misalnya bagi anggota baru, idealnya mengamati dulu alur diskusi yang sedang berjalan, atau melihat-lihat arsip yang sudah ada. Ini untuk menghindari mengirim pertanyaan atau buah fikiran yang sudah ada sebelumnya. Dan kasus ini masih sering terjadi. Anggota baru, dengan tanpa sungkan langsung tancap gas mengirim sejumlah tanya. Kalau hal semacam ini terjadi, ada juga yang menjawab dengan bijak, namun tak jarang komentar ketus juga muncul di arena diskusi. Dan tentu saja ini bisa jadi cikal bakal suhu yang lebih "panas".

Yang tak kalah "menariknya" (tepatnya mengacaukan?) adalah apa yang disebut dengan "troll". Ini adalah anggota yang bersikap keras kepala, mau menang sendiri, tak bisa dihentikan, mengirim kalimat-kalimat yang sering nggak nyambung, menyerang pribadi, dst. yang tidak kondusif dalam membangun diskusi yang sehat. Biasanya moderator cukup keras terhadap anggota semacam ini, dan bisa berujung anggota ini akan dikeluarkan. Namun bisa muncul kembali dengan nama alias yang lain :)

Cerita yang lain adalah para pengirim sampah. Misalnya mengirim sesuatu yang jelas tak ada hubungannya dengan topik utama mailing list tersebut. Masih untung informasi yang dikirim ada gunanya, sangat sering yang dikirim adalah informasi tak berguna sama sekali, seperti hoax misalnya. Ada baiknya sebelum mengirim sesuatu ke mailing list, diperiksa dulu apa yang akan kita kirimkan.

Satu cerita lagi adalah tentang panjang artikel yang dikirim ke mailing list. Saya hanya tertarik dengan kiriman yang tak terlalu panjang. 3 sampai 4 paragraf, masing-masing sekitar 50 kata untuk paragrafnya bagi saya sudah cukup pas. Saya sangat tak berminat dengan kiriman ke mailing list yang panjangnya bisa mencapai 5 halaman. Lalu itupun adalah hasil copy paste dari tempat lain. Grrrrrgh. Dan ini cukup banyak terjadi di beberapa mailing list. Lalu setelah itu artikel panjang tersebut dikomentari dengan satu baris oleh anggota lain tanpa menghapus artikel panjang yang dikomentari tersebut. Gubrak!